Sejarah Sekolah

Sejarah SD Katolik Cor Jesu Malang

Eksistensi SD Katolik Cor Jesu di Kota malang berawal dari keinginan Sr. Angela Flecken, OSU seorang pimpinan biara Ursulin di komunitas Kepanjen Surabaya yang ingin mengembangkan sayapnya ke daerah Malang. Segala konsep dan rencana Sr. Angela Flecken disampaikan pada Mgr. Walterus Stall Uskup Batavia ( Vikaris Apostolik Batavia 1893 – 1897) yang mendukung dan memberkati konsep dan rencana Sr. Angela Flecken untuk membangun sekolah, biara dan asrama di Kota Malang. Segala persiapan dimatangkan di Bulan Oktober 1897, Sr. Xavier Smeets dan beberapa suster lainnya berangkat ke malang untuk mencari dan memilih lokasi yang tepat, mereka ditawari dua bidang tanah yang cocok untuk rencana tersebut, milik keluarga Borwarter – Stenekers di Jalan Celaket yang akhirnya dipilih karena tanahnya sangat luas sekitar 22.000m2 seharga 15.000 Gulden.

Pada tanggal 18 Januari 1900, surat dari Mgr. Edmondo S.Luypen SJ Uskup Batavia datang, surat itu berisi tentang pemberian izin komunitas Suster Ursulin mendirikan biara di Kota Malang dan menunjuk Sr. Xavier Smeets sebagai pimpinannya. Saat bersejarah pun dimulai, tanggal 6 Februari 1900 tiga orang suster pertama berangkat ke Malang, disusul pula dengan rombongan kedua yang datang pada tanggal 14 April yaitu Sr. Constance Van De Heuvel, Sr. Bernardine Overheus dan Sr. Antoine van Eersel. 1 Mei 1900 dengan resmi sekolah dasar dan asrama dibuka sekaligus, Sr. Constance Van De Heuvel menjadi Kepala Sekolah Dasar pertama. Murid SD pertama berjumlah 31 anak, penghuni asrama 4 anak. Pada bulan Juni 1900 dimulailah pembangunan gedung sekolah, asrama dan biara, sayuangnya pada bulan Januari – Maret 1901 pembangunan tersendat-sendat karena kekurangan biaya, bantuan datang pada 19 Maret 1901 dari seorang keluarga kaya yang berasal dari Surabaya. Pada tanggal 12 Juli 1910 sebuah patung Hati Kudus Yesus ditahtakan di atas pintu utama di Jalan Celaket yang sekarang menjadi Jalan Jaksa Agung Suprapto , para suster menyerahkan seluruh sekolah, asrama dan biara kepada Hati Kudus Yesus, dengan demikian komplek tersebut sejak berdirinya bermakna telah dipercayakan di bawah naungan dan penyelenggaraan Hati Kudus Yesus yang nama latinnya adalah Cor Jesu.

Di perjalanan selanjutnya, dalam pendudukan Jepang banyak biarawati ditangkap dan dipenjarakan sehingga pendidik dan pengajar berkurang drastis sehingga beberapa sekolah kepemilikan dan pengelolaannya diserahkan kepada kongregasi lain. Pada tanggal 15 Mei 1950 untuk pertama kalinya diadakan ujian akhir bagi SD dengan menggunakan Bahasa Indonesia. kebutuhan dan penataan kembali ruang-ruang sekolah dari puing-puing juga dilakukan pula dengan mengajukan bantuan pada pemerintah propinsi, tapi dana yang diberikan tidak cukup untuk menbangun gedung yang dulunya dua tingkat menjadi satu tingkat. Seiring berjalannya waktu karena beberapa hal akhirnya pada tahun 1967 SD Katolik Cor Jesu yang awal mulanya berada di depan pindah lokasi di belakang gedung utama yaitu di Jalan Celaket gang 1. Sudah beribu-ribu alumnus SD Katolik Cor Jesu mewarnai khasanah dan sumber daya manusia yang tersebar di dunia. Sekarang ada 428 peserta didik, 40 tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di SD Katolik Cor Jesu.

Telah banyak masa dan zaman yang dilewati, suka duka silih berganti dengan beribu prestasi yang ditorehkan. Tinta Emas keberhasilan misi pendidikan para suster Ursulin yang akan senantiasa berlanjut sampai akhir jaman dan dinamika hidup dalam menjalankan misi akan senantiasa berlangsung dan menuntut perubahan dan keberanian berubah sesuai dengan saat dan masanya. “Bila zaman berubah, berubahlah setelah meminta nasihat Roh Kudus” (Santa Angela).